Selasa, 05 April 2011

TERBITNYA MATAHARI DARI BARAT

Menurut apa yang tertera dalam hadits Rasulullah SAW, ketika hari kiamat telah dekat, ibarat tinggal sejengkat, matahari akan terbit dari arah terbenamnya, yakni sebelah barat, namun semua itu tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses, saat menghadapnya matahari itu kehadapan Allah SWT.

Dalam tafsir kitab Tafsir Yasin karangan Syekh Hamamy Zadah, disebutkan bahwa matahari mempunyai 360 tempat di timur dan barat. Matahari terus berputar dari tumor ke barat sampai hari kiamat. Hal itu terjadi pada setiap putaran, dengan takdir Allah Dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa tempat peredaran matahari itu tetap ada sampai pada hari kiamat, karena sesungguhnya ketika terjadi kiamat, matahari tetap berada di tempatnya, namun kehialangan sinarnya.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar R.A. mengatakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Pada hari ketika matahari terbenam, ya Abu Dzar! Tahukah kamu ketuka itu matahari dimana?” Lalu aku menjawab : “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui!” Rasulullah SAW lalu berkata : “Ya Abu Dzar! Sesungguhnya matahari itu terbenam dan pergi ke bawah ‘Arsy, lalu matahari itu meminta izin kepada Allah, agar dirinya diperkenankan sujud kepada-Nya. Allah pun mengizinkannya. Kemudian matahari juga meminta izin agar dirinya diperkenankanuntuk terbit lagi ke dunia, karena ia melihat banyak orang yang melakukan kemaksiatan dan kemungkaran. Untuk permintaan matahari yang ini, Allah mengizinkannya dengan berfirman : kembalilah kamu dari mana terbit, lalu matahari itu terbit dari timur. Maka matahari tetap terbit dan terbenam seperti biasanya, sampai dekatnya hari kiamat.”

Ketika telah dekat terjadinya hari kiamat, kemunafikan, kefasikan dan angkara murka semakin merajalela, pelacuran di mana-mana dan menjadi suatu hal yang biasa, kejahatan tak terkendali. Banyak sekali orang yang melakukan dosa besar di muka bumi. Seruan untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar telah hilang, syari’at telah diabaikan, serta hokum-hukum Islam sudah tidak diperdulikan lagi

Pada saat seperti itu, kembali matahari sujud di bawah ‘Arsy semalam penuh, dan saat itulah Allah tidak mengizinkan matahari untuk terbit lagi, serta memerintahkan bulan untuk mendatangi matahari. Lalu matahari dan bulan berdiam di situ selama tiga hari, sehingga menjadi amat panjanglah malam itu.

Tidak seorangpun yang mengetahui peristiwa tersebut, kecuali para ahli tahajjud, yang terbangun dari tidur mereka untuk melakukan shalat tahajjun, sebagai wujud ibadah dan ketaatannya kepada Allah dengan berdzikir dan berwirid. Mereka seakan berlomba untuk memperbanyak ibadah mereka, seperti yang telah dilakukannya setiap malam.

Tiba-tiba orang-orang ahli ibadah itu merasa aneh dan heran, karena malam terasa amat panjang dan fajar tidak terbit. Kemudian mereka keluar untuk melihat bintang-bintang di angkasa, namun keadaan bintang-bintang itu seperti biasanya. Sehingga mereka menganyka bahwa diri mereka telah kehilangan waktu untuk memburu ibadah. Dalam keadaan yang seperti ini, para ahli ibadah yang telah mempunyai firasat akan datangnya hari kiamat, semakin tekun dalam bertahajjud, berdzikir dan berwirid.

Fajar yang mereka nantikan pun tak kunjung tiba, sehingga mereka keluar lagi untuk melihat bintang-bintang di langit, namun bintang-bintang pun tetap seperti biasanya. Maka yakinlah mereka bahwa saat seperti itu adalah tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat. Maka hiruk pikuklah di antara manusia, untuk saling memberitahukan tentang akan datangnya hari kiamat yang tidak lama lagi. Akhirnya mereka berkumpul semua dalam masjid, untuk merendahkan diri kepada Allah SWT. Mereka menangis dengan tangisan yang sangat dahsyat, karena begitu takutnya terhadap siksa Allah SWT. Golongan seperti ini bias ditemukan pada setiap negeri, namun jumlahnya sedikit.

Mnakala sempurna tiga malam, di mana pada tiga malam tersebut, tidak satu kali pun fajar terbit, maka Allah Ta’ala memerintahkan matahari untuk terbit dari barat. Perlu diketahui, ketika matahari telah terbit dari barat, maka sesungguhnya kiamat benar-benar telah begitu dekat. Sehingga menangislah matahari dan bulan. Mereka merendahkan diri di hadapan Allah Ta’ala. Dari menangisnya matahari dan bulan tersebut, maka menangis pula seluruh penghuni dunia serta penghuni langit dan tujuh kemah besar.

Mengenai hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadist dari Abdullah bin Ash R.A. bahwasanya Nabi SAW bersabda :

“Sesungguhnya pertama-tama alamat-alamat hari kiamat yang keluar, yaitu terbitnya matahari dari arah barat dan keluarnya binatang kepada orang banyak diwaktu dhuha. Mana jasa di antara keduanya itu yang keluar terlebih dahulu dari kawanannya, maka yang lainya pasti akan menyusul sebentar kemudian.” (HR. Muslim dan Abu Daud).

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW yang lain, yang diriwayatkan oleh Muslim juga disebutkan, mengenai matahari yang terbit dari arah barat, ketika hari kiamat telah dekat :

“Tiada akan terjadi hari kiamat, sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya (barat). Apabila matahari telah terbit dari tempat terbenamnya, manusia semua beriman. Maka pada waktu itu, tiadalah iman seseorang yang berguna untuk dirinya yang tadinya belum perna beriman, juga bagi mereka yang tadinya belum berbuat baik dalam berimannya.” (HR. Muslim).

Ketika matahari telah terbit dari arah barat, tiba-tiba ada gema suara dari arah langit yang mengatakan “Ingatlah! Sesungguhnya matahari telah terbit dari arah barat!”

Manusia yang mendengar seruan itu akan menangis dan mereka merendahkan diri kepada Allah SWT. Ketika mereka melihat ke langit, mereka melihat pemandangan yang sebelumnya tidak pernah mereka temukan, mereka melihat matahari dan bulan secara bersamaan, yang telah kehilangan sinarnrya. Pada waktu itu, matahari dan bulan berkumpul pada satu tempat. Hal ini sangat cocok dengan bunyi firman Allah SWT sebagai berikut :

“Dan matahari dan bulan dikumpulkan.” (QS. Al-Qiyamah : 9).

Pada waktu itu, tangis dan taubat penduduk penghuni bumi sudah tidak bermanfaat lagi. Ketika matahari dan bulan telah sampai di tengah-tengah langit, Allah SWT memerintahkan kepada Jibril A.S. untuk mendekati kedua planet itu, yakni matahari dan bulan. Kemudian Jibril terbang kea rah matahari dan bulan dengan kedua sayapnya. Jibril memerintahkan kepada matahari dan bulan untuk kembali lagi kea rah barat. Sesungguhnya ini disebabkan karena di barat ada pintu yang dinamakan dengan pintu taubat. Yang mana panjang pintu taubat itu sama panjangnya dengan perjalanan selama 70 tahun. Kemudian matahari dan bulan kea rah barat untuk menuju ke pintu tersebut, dan sejak saat itu tertutuplah pintu taubat untuk selama-lamanya.

Setelah peristiwa itu, matahari dan bulan terbit seperti biasanya, takni matahari terbit dari arah timur dan bulan terbit pada malam hari. Begitu seterusnya, hingga hari kiamat tiba. Tetapi kiamat yang sesungguhnya dengan adanya kejadian matahari terbit dari sebelah barat jaraknya sangatlah pendek. Sehingga pendeknya jarak ini diibaratkan dengan seekor kuda yang melahirkan anaknya dan anak kuda tersebut belum sampai bias dinaiki pemiliknya, kiamat telah terjadi.

Minggu, 03 April 2011

NABI ISA A.S. WAFAT DAN KEADAAN UMAT SETELAHNYA

Pada zamannya nanti Nabi Isa A.S. juga akan menikah, sedangkan wanita yang diperistri adalah bangsa Asqalan. Dalam pernikahannya ini beliau dikaruniai dua putra, yang satu bernama Muhammad, yang satunya lagi bernama Musa.

Nabi Isa A.S. kemudian pergi haji ke Masjidil Haram, kemudian dilanjutkan berziarah ke makam Rasulullah SAW di Madinah. Di sana beliau sakit sampai akhirnya meninggal dunia. Jenazahnya kemudian dimakamkan di sebelah makam Rasulullah SAW.

Adapun tuntuk lebih mengetahui tentang perjalanan Nabi Isa A.S. kehadiran Ya’juj dan Ma’juj bias dibaca dalam kitab-kitab klasik karangan Ulama Salaf. Kesemuanya ini tentunya juga berdasarkan Al-Qur’an dan hadits-hadits shahih. Atau juga bias dibaca hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang bersumber dari An-Nawwas bin Sim’an Al-Kilabiy R.A. sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Riyadlush Shalihin. Sedangkan untuk mengetahui pembahasan yang lebih luas, bacalah kitab Badai’uz Zuhur, atau kitab Nurul Abshar, atau kitab Hayawatul Hayawan dan Syamsul Ma’arif.

Setelah Nabi Isa A.S. wafat, tidak begitu lama manusia banyak yang meurtad, melupakan dan keluar dari agama Islam. Manusia banyak yang kembali dalam kekufuran dan kemusyrikan. Banyak negeri yang pada akhirnya dikuasai kembali oleh orang-orang kafir, sehingga lama-kelamaan agama Islam bagaikan seorang anak yatim yang tidak ditunggui oleh orang tua dan keluarganya. Hukum-hukum Allah yang pernah menjadi pijakan dan landasan hidup yang pernah dijalankan oleh Nabi Isa A.S. akhirnya menjadi sia-sia belaka, manusia banyak yang durhaka dan lupa terhadap Tuhannya. Mereka terlalu sibuk dan telah terbuai dengan urusan-urusan duniawi sehingga urusan-urusan agama yang telah diyakininya terbengkalai.

Pada masa-masa seperti ini keadaan dunia tidak menentu, sebab sudah mendekati kehancuran, pintu taubat segera ditutup. Karena itu, celakalah bagi orang-orang yang tidak ingat akan Tuhannya. Inilah saat-saat yang menentukan bagi perjalanan hidup umat manusia, apakah ia termasuk orang yang celaka ataukah orang yang bahagia keimanan dirinya yang menentukan.

Adapun orang yang mengerti dan menyadari adanya tanda-tanda ala mini, tentunya ia akan senantiasa semakin mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak taubat kepada-Nya, menyesali segala dosa dan kehilafan yang pernah dilakukan. Karena mulai saat ini, keadaan dunia tidak bertambah tentram, keadaan dunia semakin lama semakin kacau. Orang mukmin bertambah hari bertambah habis, sehingga dunia ini hamper hanya dihuni oleh orang-orang yang durhaka kepada Allah. Hanya tinggal sedikit orang-orang yang beriman kepada Allah. Pada puncaknya matahari tidak terbit sampai tiga hari, kemudian matahari terbit dari arah barat bersamaan dengan bulan, sampai di tengah langit matahari dan bulan kembali lagi ke barat. Setelah itu tunggu kehancuran ala mini, karena yang disebut dengan kiamat sudah amatlah dekat.

NABI ISA A.S. MEMIMPIN UMATNYA

Pada zaman ini Nabi Isa A.S. akan menjadi hakim yang adil dan bijaksana bagi seluruh umat manusia berdasarkan syari’at Rasulullah SAW. Pada saat itu, Al-Qur’an dan kitab-kitab yang lain (seperti hadits dan kitab-kitab fiqih empat mazhab) sudah diporak-porandakan oleh Dajal dan pengikutnya. Akhirnya Nabi Isa A.S. bermunajat memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah Ta’ala, kemudian beliau pergi ke sungai Jaihun.

Ketika Nabi Isa A.S. dating ke sungai Jaihun, tiba-tiba ada peti keluar dari tengah sungai, kemudian Nabi Isa A.S. membawa peti tersebut. Ternyata di dalam peti tersebut berisi Al-Qur’an dan kitab-kitab karangannya Syekh Abu Qasim Al-Qusyairiy R.A. Dengan Al-Qur’an dan kitab-kitab tersebut Nabi Isa A.S. mulai menata kembali peradaban manusia berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah atau juga berdasarkan Syari’at Rasulullah SAW dengan tidak berpegangan hanya dengan satu mazhab saja, tetapi ini telah dijaga oleh Allah dari kesalahan dalam menetapkan suatu hukum.

Ketika Nabi Isa A.S. hendak menjalankan hukum pemerintahannya, tiba-tiba Malaikat Jibril dating kepada beliau untuk memberitahu tentang akan datangnya Ya’juj dan Ma’juj dan menyampaikan perintah dari Allah Ta’ala agar Nabi Isa A.S. dan kaum muslimin yang lain mengungsi ke gunung Thur. Ternyata benar, tidak begitu lama Ya’juj dan Ma’juj keluar dari sarangnya (tempat mereka ditahan). Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj ini bagaikan keluarnya semut dari lubang. Dari sinilah permukaan bumi ini mengalami kerusakan total akibat ulah Ya’juj dan Ma’juj.

Nanti pada zamannya Nabi Isa A.S. rakyat mutlak dibebaskan dari membayar pajak. Hal ini berbeda dengan pendapat Qadli Yalil. Mana pendapat yang benar? Wallahu A’lam. Dan pada saat itu tidak ada babi atau celeng berkeliaran dengan bebas, apabila ada babi atau celeng yang berkeliaran tentu akan dibunuh oleh pemerintahan Nabi Isa A.S. Karena babi atau celeng itu merupakan makanan kesukaan orang kafir, dan haram dimakan oleh orang Islam. Walhasil, setiap perkara yang sudah jelas haramnya menurut nash Al-Qur’an pasti dilenyapkan oleh Nabi Isa A.S. Tindakan demikian ini untuk memberi pengertian kepada orang kafir, bahwa apa yang mereka makan itu adalah haram dan batil.

Menurut pendapat yang terpilih Madzhab Syafi’I dan Madzhab Jumhur tentang wajibnya membunuh babi dan celeng setelah mampu, meskipun di negeri orang kafir. Hal ini juga telah dijelaskan oleh Imam Nawawi Al-Bantani dalam Syarah Muslim. Pendapat ini sekaligus menyalahkan dan menentang pendapat yang memperbolehkan memelihara babi dan celeng di negeri orang kafir dengan qayyid, asal tidak ada yang makan.

Pada zaman Nabi Isa A.S. nanti tidak ada bedanya dengan zamannya Imam Mahdi, tidak ada agama selain agama Islam., tidak ada yang disembah selain Allah SWT. Orang yang jahat telah mati, fitnah telah lenyap, kemungkaran telah sirna, tidak ada penyakit menular, tidak ada pelacuran, tidak ada barang riba, tidak ada orang yang bertengkar, tidak ada orang yang saling bermusuhan. Semua orang merasa damai, aman, senang dan tentram, baik yang ada di daratan maupun yang ada di lautan, semuanya senang bersaudara, senang bekerja sama dan tolong menolong, tidak ada orang melarat, tidak ada zakat, tidak ada orang yang minum-minuman keras. Sehingga tidak ada kemaksiatan.

Di zaman Nabi Isa A.S. seluruh penduduk langit, penduduk bumi, ikan di lautan, binatang di hutan, semuanya ridha dan patuh terhadap perintah Nabi Isa A.S. Sehingga harimau bias berkumpul dengan kambing, kucing bias hidup rukun bersama tikus, ular berkumpul dengan katak, bahkan anak-anak kecil bermain dengan kalajengking, kelabang dan ular tidak khawatir digigit. Bumi pun menjadi subur mengeluarkan segala macam tetumbuhan yang memberikan banyak berkah, kembali seperti keadaan zaman Nabi Adam A.S. Karena berkahnya tanaman, sampai-sampai anggur satu ikat tidak habis dimakan orang sepuluh. Begitu juga sebuah delima tidak habis dimakan orang sepuluh, sehingga sisanya lebih banyak dari pada yang dimakan.

Cahaya Islam bersinar terang dimana-mana, semangat beribadah senantiasa berkobar di hati kaum muslimin, sehingga pada zaman itu disebut zaman keemasan bagi kaum muslim. Angin Shaba (angina rahmat) senantiasa meniupkan hawa sejuk yang sangat nikmat. Sampai-sampai ada orang melihat mayat berkata : “Alangkah baiknya kamu hidup lagi untuk merasakan senangnya hidup ini.”

Suasana ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan umat manusia pada waktu itu lamanya sampai kira-kira 70 tahun.

NABI ISA A.S. BERPERANG

Nabi Isa A.S. nantinya akan berperang Salib seperti yang dilakukan oleh Imam Mahdi, tentaranya adalah para Malaikat dan jin. Pada saat itu, dunia Islam juga melakukan peperangan melawan orang kafir mengikuti jejak Nabi Isa A.S., dan diberi kemenangan oleh Allah. Pada pertempuran itu orang-orang kafir banyak yang tewas, sedangkan meraka yang masih hidup melarikan diri dan berlindung di balik pepohonan dan bebatuan. Akan tetapi Nabi Isa A.S. dan kaum muslimin tidak mengalami kesulitan dalam memburu mereka, setiap pohon dan batu yang digunakan mereka untuk berlindung dapat memberi tahu kepada kaum muslimin, bahwa dirinya digunakan untuk berlindung oleh orang-orang kafir.

Gambaran adanya pertempuran itu telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, sebagai berikut :

Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum muslimin berperang melawan Yahudi sehingga kaum Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pepohonan. Maka berkatalah batu dan pepohonan itu (memberi tahu kaum muslimin) : “Wahai orang Islam, ini ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh dia.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

NABI ISA A.S TURUN KE BUMI

Nabi Isa A.S. itu adalah putranya Maryam binti Imran, beliau termasuk di antara Ulul Azmi, artinya, beliau itu termasuk diantara para Rasul yang sangat tabah hatinya dalam menjalani berbagai macam cobaan dan rintangan. Beliau dilahirkan di Baitul Lahm, yaitu suatu tempat yang berdekatan dengan Baitul Maqdis di Palestina, dan terlahir tepat pada malam Senin pada tanggal 29 bulan Kaihak, yaitu bulan bangsa Qibthiy, atau pada bulan Januari tahun 600 sebelum Hijriyah.

Nabi Isa A.S. itu tingginya sedang, rambutnya hitam pekat, kulitnya putih dan belum pernah menikah sejak beliau diangkat oleh Allah ke langit dari kejaran Bani Israil yang hendak membunuhnya.

Sebagai tanda dari dekatnya hari kiamat adalah turunnya kembali Nabi Isa A.S. ke dunia ini. Nabi Isa A.S.turun ke dunia ini bukan untuk menyebarkan agama Nasrani, melainkan untuk menerapkan syari’ah Islam serta tidak membenarkan ajaran agama selain ajaran agama Islam. Sebab pada saat itu umat manusia banyak yang menjadi pengikut Dajjal yang kafir, sehingga tidak sedikit kaum muslimin yang lemah imannya terpengaruh dan menjadi pengikut Dajjal. Untuk itu Nabi Isa A.S.akan mengingatkan umat manusia bahwa Dajjal itu adalah kafir dan ajaran yang dibawanya adalah sesat.

Nabi Isa A.S. akan memerintah di muka bumi ini dengan adil serta berdasarkan syari’at yang dibawa oleh Rasulullah SAW, yang telah banyak ditinggalkan orang, karena banyak yang menjadi pengikut Dajjal. Diantara tujuan dari diturunkannya Nabi Isa A.S. ke bumi ini adalah untuk membunuh Dajjal yang telah banyak menyesatkan orang. Setelah itu Nabi Isa A.S.akan menetap di bumi ini untuk beberapa saat lamanya sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala.

Adapun mengenai diturunkannya Nabi Isa A.S. serta tugas yang akan diemban beliau dalam misinya, telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, sebagai berikut :

Demi Zat yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya, sungguh sudah amat dekat saat turunnya Isa putra Maryam di kalangan kalian semua, yang bertindak sebagai seorang Hakim yang adil. Ia akan memecahkan semua kayu palang salib, membunuh babi, menghapuskan pajak dan waktu itu, harta melimpah ruah, sampai seorangpun tidak ada yang mau menerima harta yang disedekahkan kepadanya. Sampai-sampai satu sujud lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada di dalamnya.

Kemudian Abu Hurairah R.A. berkata : “Bacalah, jika kamu semua menginginkannya “ “Tidak ada sama sekali golongan ahli, melainkan pasti mereka beriman kepada Isa sebelum wafatnya beliau ini, yaitu setelah turunnya ke bumi dan sebelum tibanya hari kiamat. Pada hari kiamat nanti Nabi Isa A.S. akan menjadi saksi atas mereka semua.” H.R. Bukhari dan Muslim).