Sabtu, 19 Maret 2011

MUNCULNYA DAJJAL DI MUKA BUMI

telah terjadi perbedaan pendapat di kalangan para Mufassir tentang tempay keluarnya Dajjal. Ada yang mengatakan Dajjal itu akan keluar dari negeri Khurasan, termasuk wilayah Iran. Ada lagi yang berpendapat, bahwa Dajjal itu akan keluar dari negeri yang ada di antara Iraq dan Syiria. Pendapat yang terakhir ini berdasarkan hadits berikut :

Pada suatu pagi Rasulullah SAW menerangkan tentang Dajjal, beliau merendahkan dan meninggikan suaranya, sehingga kami seakan-akan dekat dengan sekumpulan lebah (maksudnya kurang bisa memahami tentang apa yang dikemukakan oleh Rasulullah SAW).

Pada waktu petang hari kami bertemu dengan Nabi Muhamad SAW, dan beliau mengetahui kalau kami ingin bertanya. Lalu beliau (mendahului) berkata : "ada keperluan apa?" Kami menjawab : "Ya Rasulullah, tadi pagi engkau menceritakan tentang Dajjal, engkau menceritakannya dengan suara rendah dan (kadang-kadang) meninggi, sehingga kami merasakan seakan-akan dekat dengan kumpulan lebah (maksudnya tidak mengerti). Kemudian Rasulullah SAW. Berkata : "Selain Dajjal ada yang lebih kucemaskan bahayanya terhadap kamu, tentu aku yang mempertahankan kamu terhadapnya. Dan kalau dia datang, dan aku tidak bersama kamu, maka setiap orang membela dirinya sendiri dan Allah mengganti aku mempertahankan setiap Muslim.

Sesungguhnya Dajjal itu adalah seorang pemuda yang sangat keriting rambutnya, matanya celak, seolah-olah aku menyerupakannya dengan Abdul Uzza bin Qathan. Siapa diantara kamu yang mendapatkanya (bertemu Dajjal). Hendaknya dibaca permulaan surat Al-Kahfi. Sesungguhnya ia akan keluar di suatu tempat antara iraq dan Syam atau Syiria. Lalu ia merusak ke sebelah kanan dan merusak ke sebelah kiri.

Hai hamba Allah, teguhkanlah pendirianmu. Kemudian kami bertanya : "Ya Rasulullah, berapa lama Dajjal tinggal di bumi ini?" Nabi SAW menjawab : "Empat puluh hari". Ada hari yang sama dengan setahun, ada yang sama dengan sebulan, ada yang sama dengan sepekan dan hari yang selebihnya sama dengan hari biasa".

Kami selanjutnya bertanya : "Ya Rasulullah, di hari yang sama dengan setahun itu, cukuplah untuk kami melakukan shalat satu hari (lima waktu)?" Nabi SAW menjawab : "Tidak, kamu perkirakan saja ukurannya". Kami bertanya lagi : "Ya Rasulullah, berapa kecepatan perjalanan Dajjal di bumi ini?" Nabi SAW menjawab : "Seperti hujan yang dihalau angin".

Maka datanglah Dajjal itu kepada suatu kaum, menyeru mereka, lalu kaum itu beriman (percaya) kepadanya dan memperkenankan seruannya. Diperintahkannya langit menurunkan hujan, lalu hujan turun. Diperintahkannya bumi supaya menumbuhkan (tetumbuhan), maka seketika itu tumbuhlah tanaman-tanaman. Di waktu petang, ternak mereka pulang lebih besar (gemuk dari biasanya, susunya besar-besar dan cukup kenyang.

Kemudian Dajjal itu mendatangi suatu kaum yang lain, ia menyampaokan seruannya kepada mereka, tetapi kaum itu menolak seruannya. Lalu ia pergi meninggalkan mereka. Besok paginya negeri tersebut kering (tidak ada tetumbuhan) dan kekayaan mereka menjadi lenyap.

Dajjal melalui sebuah negeri yang sudah lenggang, kemudian ia berkata : "Keluarkanlah perbendaharaan kekayaanmua". Dalam waktu seketika seluruh perbendaharaan negeri tersebut mengikuti Dajjal, seperti pemimpin lebah. Selanjutnya dipanggillah seorang lelaki yang masih muda, kemudian ditebasnya dengan pedang sampai tubuhnya menjadi tua, terlempar sejauh anak panah yang dibidikkan. Kemudian dipanggillah pemuda itu, maka datang dalam waktu singkat, pemuda tadi datang dengan muka yang berseri-seri serta tertawa lebar. (HR.Muslim).

Pertama kali Dajjal muncul tingginya 10 dzira', tingkah lakunya bagaikan orang shalih, senang mengajak kepada kebaikan. Dengan sikapnya ini, orang yang lemah imannya terjerat dalam perangkapnya. Setelah banyak pengikutnya, ia mengaku menjadi Nabi. Bagi orang yang imannya teguh, mereka tidak mempercayai pengakuan Dajjal ini, sebab mereka mengerti bahwa setelah Muhammad SAW sudah tidak ada Nabi lagi. Ketika perjalanan Dajjal sudah sampai di suatu negeri yang ada di antara Iraq dan Syam (Syiria), Dajjal kemudian mengaku dirinya sebagai Tuhan (sebagaimana keterangan hadits di atas), yang bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati, menumbuhkan tanaman seketika pada bumi yang tandus, mendatangkan hujan sekaligus dapat meredakannya.

Sejak itu, orang yang beriman kepada Allah menjauhi Dajjal dan mendustakan setiap apa yang diucapkannya. Karena orang mukmin mengerti kalau Allah itu tidak berjisim, tidak berbentuk dan tidak bisa dilihat. Di samping Dajjal itu pendusta, bentuknya sangat menakutkan dan salah satu matanya buta. Antara kedua matanya terdapat tulisan "KAFIR".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar